Beberapa sahabat sy yg guru dan kepala sekolah menghubungi sy atas postingan tadi sore. Sebagian mengapresiasi sebagai suatu langkah cerdas. Sebagian mengeluhkan sekolahnya tidak punya web sekolah. Sebagian lain minta dibimbing untuk sekolahnya. Sebagian lagi bercita2 jika dia jadi kepala sekolah akan menerapkan hal yang sama di sekolahnya. Kalau sekarang gak memungkinkan katanya, sudah lobi kepsek untuk website namun belum terwujud.

Sy sangat beruntung, ketika sy jadi guru, sy hanya minta izin saja dari kepsek untuk melakukan inovasi di sekolah. Tidak ada halangan apa pun. Meski terkadang harus keluarkan uang sendiri. Tapi sy yakin, sy tidak pernah rugi, meski secara finansial tidak terbantu. Tahun 2012, sy membuat web sekolah yang hosting dan domainnya gratis dari Kemendikbud, sy tinggal ikut pelatihan online saja. Luar biasa berat bagi sy saat itu, pengetahuan IT sy rendah sekali. Beda dengan sekarang, pengetahuan IT sy kini lumayan rendah, dulu rendah sekali. Tahun 2012, sy memperoleh Juara III Website Sekolah
Terbaik
Provinsi Aceh. Amatir bisa naik podium, sesuatu banget bagi sy.
Kini saat sy menjadi pimpinan di sebuah sekolah, sy juga sangat beruntung. Sekolah sy sudah ada website saat sy masuk. Kepala Sekolah lama, sy kenal beliau, profil yg kemampuan IT beliau biasa saja, namun paham banyak sistem. Begitulah pimpinan, tidak perlu seperti operator, cukup paham saja agar punya kesadaran membangun. Sisanya kemampuan manajerial yang menentukan.
Agak berbeda dengan sy, punya gagasan, punya kecakapan, kini mudah mengeksekusi. Hanya perlu regenerasi agar sy tidak bekerja sendiri. Khawatir jika tanpa regenerasi saat sy pergi, sistem bisa kandas sendiri.
Web sekolah sangat penting. Itu juga yang menjadi salah satu program kerja sy di bidang digitalisasi sekolah. Web bukan hanya berisi informasi sekolah seperti pengumuman dan informasi kegiatan sekolah. Memiliki web sekolah berarti memiliki sistem manajemen informasi, edukasi, digital class, cloud management system, serta administrator management. Semua bersumber dari domain sekolah yang berekstensi .sch.id itu, atau kita kenal dengan website sekolah. Syukurnya dana BOS dapat dialokasikan untuk pengelolaan web sekolah.
Sejak sy memimpin beberapa bulan ini, web sekolah sudah sy berdayakan, terutama deployment dengan Microsoft untuk memperoleh kebermanfaatan office 365 dalam pembelajaran. Melalui akun web sekolah, kini guru dan tendik di SMA Negeri 1 Matangkuli sudah memiliki email yang ujungnya smansatumatangkuli. Bukan sekedar email, ruang kapasitas penyimpanan data yang besar, jauh lebih besar dari akun gratis Google Drive yang 15GB, kami punya kapasitas 5TB. Kami sekarang membangun management cloud system di sekolah.
Bukan hanya guru, TU dan kepala sekolah, siswa pun bisa memiliki akun tersebut berbasis web sekolah. Ke depan akun tersebut akan sy integrasikan untuk pembelajaran digital, sehingga guru tak perlu ngumpuli buku tugas siswa di atas mejanya. Siswa pun dapat belajar setiap saat bukan hanya klasikal di sekolah. Penilaian dapat berlangsung setiap saat dan sangat otentik. Ini salah satu spirit dari kurikulum merdeka, digitalisasi pembelajaran.
Domain web sekolah yang sy kaitkan dengan Microsoft dapat dimanfaatkan untuk membuat media pembelajaran terintegrasi penilaian, dapat dimanfaatkan juga untuk lembar kerja siswa secara digital. Pembelajaran berbasis digital yang dapat dilakukan video conference kapanpun. Termasuk guru dapat membuat video pembelajaran yang di dalamnya bisa interaktif dengan siswa. Semuanya bisa karena ada web sekolah. Tinggal kreatif saja untuk diintegrasikan dengan pihak ketiga. Tentu saja sy memilih Microsoft.
Hari ini domain web sekolah sy manfaatkan untuk pengumuman kelulusan siswa secara digital. Tak perlu repot datang ke sekolah melihat kertas pengumuman yang ditempel. Atau jangan sampai menempel pengumuman sekolah di kantor Polsek. Kami tidak menyarankan siswa datang ke sekolah. Cukup akses pengumuman kelulusan di gawai dengan sub domain dari web sekolah.
Ke depan, web sekolah kami manfaatkan juga untuk perpustakaan digital. Siswa dapat mengakses sumber referensi dari pustaka kapan pun mereka mau, termasuk kami buka bagi masyarakat sekitar. Inilah ciri pendidikan yang memberi manfaat bagi khalayak banyak, bukan hanya warga sekolah.
Akun yang berasal dari web sekolah yang dimiliki siswa sepertinya dapat sy manfaatkan juga untuk laboratorium virtual, termasuk untuk artificial intelligence.
Jadi, memiliki web sekolah sebenarnya sudah punya kunci untuk aktivitas digitalisasi pendidikan di sekolah. Milikilah web sekolah.
Sigli, ujung Ramadhan 1443 H
Khairuddin
Kepala SMA Negeri 1 Matangkuli